Read more : http://www.wakrizki.net/2011/03/membuat-effek-zoom-gambar-di-blog.html#ixzz1PJMAYpiS

Routing RIP di Linux Debian

RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL)



Routing Information Protocol atau yang dikenal RIP adalah dinamik routing protokol yang sudah cukup tua. Di ciptakan sekitar tahun 1970.
Cara kerjanya berdasarkan Distance Vector Routing Protocol, yang berarti akan mempergunakan pendekatan berapa banyak hop (lompatan) router yang akan ditempuh untuk mencapai suatu network. Dan yang akan dipilih adalah hop terpendek.
Cara Kerja




RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya.

Karakteristik dari RIP:

* Distance vector routing protocol
* Hop count sebagi metric untuk memilih rute
* Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
* Secara default routing update 30 detik sekali
* RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
* RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update



Satu hal yang perlu diperhatikan adalah RIP zebra secara default mempergunakan versi 2, sedangkan Cisco versi 1.
Konfigurasi

Sama halnya dengan zebra, daemon rip dapat dikonfigur lewat 2 cara.

Konfigurasi dengan 2 cara :

1. edit langsung pada file ripd.conf

root@opera zebra# vi ripd.conf
root@opera zebra# service ripd restart

2. melalui remote vty
telnet ke port 2602

root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602
Hello, this is zebra (version 0.94).
Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.

Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running configurasi.
Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router tetangga.

ripd(config)# router rip
ripd(config-router)# network 192.168.1.0/24
ripd(config-router)# network 10.1.1.0/24
ripd(config-router)# ^z
ripd#

Untuk memeriksa status RIP

ripd# show ip protocols
Routing Protocol is "rip"
Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds
Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds
Outgoing update filter list for all interface is not set
Incoming update filter list for all interface is not set
Default redistribution metric is 1
Redistributing:
Default version control: send version 2, receive version 2
Interface Send Recv Key-chain
Routing for Networks:
10.1.1.0/24
192.168.1.0/24
Routing Information Sources:
Gateway BadPackets BadRoutes Distance Last Update
Distance: (default is 120)

Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga.

ripd# show ip rip
Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP
(n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute,
(i) - interface

Network Next Hop Metric From Time

Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file.

ripd# write memory
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf

Lanjut membaca“Routing RIP di Linux Debian”  »»

Beckham Tak Masuk Tim MLS XI


David Beckham memang ikut membantu LA Galaxy menembus laga puncak kompetisi Liga Amerika Serikat alias Major League Soccer (MLS), tapi dia tidak masuk ke dalam tim terpilih 2009.

Beckham, yang kembali ke Galaxy setelah membela AC Milan di paruh kedua musim lalu, tetap menjadi pemain andalan tim tersebut untuk lolos ke partai pamungkas MLS Cup tahun ini, untuk memperebutkan titel juara melawan Real Salt Lake pada 22 November. Meski begitu ia dinilai tidak cukup syarat untuk masuk tim MLS XI 2009.



Dari Galaxy hanya ada satu pemain yakni kapten timnas AS, Landon Donovan. Ia bergabung dengan empat gelandang lain yaitu Dwayne De Rosario (Toronto FC), Stuart Honden (Houston Dynamo), Shalrie Joseph (New England Revolution), dan Freddie Ljungberg (Seattle Sounders FC). De Rosario dan Joseph adalah yang paling sering jadi langganan, mereka terpilih sudah empat kali.

Pemain Chivas USA, Zach Thornton, dinobatkan sebagai kiper terbaik. Pemain berusia 36 tahun ini menyita perhatian karena telah kembali ke lapangan setelah absen selama satu dekade. Penampilannya yang cemerlang juga telah memberinya penghargaan comeback player of the year.

Tiga bek terpilih adalah Chad Marshall (Columbus Crew), Geoff Cameron (Houston Dynamo), dan Wilman Conde (Chicago Fire). Adapun dua top skorer lia, Jeff Cunningham (FC Dallas) dan Conor Casey (Colorado Rapids), adalah dua penyerang terbaik tim pilihan tersebut.


MLS Best XI 2009:

Kiper: Zach Thornton (Chivas USA)

Bek: Geoff Cameron (Houston Dynamo), Wilman Conde (Chicago Fire), Chad Marshall (Columbus Crew)

Gelandang: Dwayne De Rosario (Toronto FC), Landon Donovan (Los Angeles Galaxy), Stuart Holden (Houston Dynamo), Shalrie Joseph (New England Revolution), Freddie Ljungberg (Seattle Sounders FC)

Penyerang: Conor Casey (Colorado Rapids), Jeff Cunningham (FC Dallas)
( a2s / arp )


Lanjut membaca“Beckham Tak Masuk Tim MLS XI”  »»

Petani Roma Demo



Ribuan petani lokal dari sejumlah daerah di Italia berunjuk rasa di depan Balisika Santo Petrus, Roma, Senin (16/11) waktu setempat. Massa menuntut dukungan yang lebih besar untuk meningkatkan sektor pertanian di Eropa.

Selain membawa spanduk, tak sedikit petani yang datang dengan mengendarai traktor. Mereka juga menggelar aksi teatrikal dan memainkan peran pemilik perusahaan yang kerap bertindak tidak adil kepada para petani.

Sementara di dalam gedung Balisika Santo Petrus tengah diadakan pertemuan tingkat tinggi organisasi pangan dan pertanian dunia (FAO). Peserta pertemuan mendeklarasikan peningkatan bantuan bagi negara-negara berkembang. Dengan demikian, satu miliar penduduk bumi yang kelaparan bisa berkurang.




Lanjut membaca“Petani Roma Demo”  »»

Boediono Yakin Indonesia akan Menjadi Negara Maju di 20tahun Mendatang


Wakil Presiden Boediono berkeyakinan, Indonesia akan menjadi salah satu negara dengan ekonomi maju di dunia dalam 20 tahun mendatang. Hal itu disampaikan oleh Boediono dalam diskusi bersama kaum muda se-Asia di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta, Sabtu (31/10).

"Saat ini, Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan. Salah satunya di bidang ekonomi. Jika kebutuhan dasar seseorang sudah terpenuhi, maka kebutuhannya akan meningkat," jelas Boediono. "Dan ciri-ciri itu sudah terlihat di sebagian masyarakat Indonesia."

Begitu juga di bidang hukum, kata Boediono, karena sudah banyak kasus korupsi yang ditindaklanjuti. "Untuk itu, kewajiban generasi muda sekarang dan seterusnya adalah menjaga hal tersebut," tambahnya.



Lanjut membaca“Boediono Yakin Indonesia akan Menjadi Negara Maju di 20tahun Mendatang”  »»

RIP V2 Ubuntu Dynamic Routing dengan Quagga

Selain dengan router sebenarnya (misal Cisco) kita dapat juga melakukan routing dinamic (misal dengan protocol RIP V2) pada Linux. Requirementnya adalah:

1. OS Linux (Quagga)
2. 2 PC dengan 2 NIC.
3. Kabel cross.

Lihat topologi dibawah ini:

Cara konfigurasi:


Pada Server 1 yang konek ke ISP:

1.install quagga–>popi@ubuntuserver:~$ sudo apt-get install quagga

2.aktifkan daemon untuk zebra dan ripd

popi@ubuntuserver:~$ sudo vi /etc/quagga/daemons

zebra=yes

bgpd=no

ospfd=no

ospf6d=no

ripd=yes

ripngd=no

3.restart–>popi@ubuntuserver:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

4.cek daemonnya sudah ada belum –>popi@ubuntuserver:~$ ps -ef | grep quagga

5.buat config file.copy file zebra (untuk interface) dan ripd (untuk routing RIP)

popi@ubuntuserver:~$ sudo cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf

popi@ubuntuserver:~$ sudo cp /usr/share/doc/quagga/examples/ripd.conf.sample /etc/quagga/ripd.conf

6.berikan user dan group ownership pada quagga and quaggavty

popi@ubuntuserver:~$ sudo chown quagga.quaggavty /etc/quagga/*.conf

popi@ubuntuserver:~$ sudo chmod 640 /etc/quagga/*.conf

7.restart

popi@ubuntuserver:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

8.configurasi file zebra.conf untuk config interface (password =zebra)

popi@ubuntuserver:~$ telnet localhost 2601

9.buat configurasi seperti ini di global config:

interface eth0

ip address 11.0.0.1/8

ipv6 nd suppress-ra

!

interface eth1

ip address 202.93.236.85/26

10.jangan lupa untuk menyimpan kedalam memory (perintah write)

11.configurasi file ripd.conf untuk routing (password = zebra)

popi@ubuntuserver:~$ telnet localhost 2602

12.buat configurasi seperti ini di global config:

router rip

version 2

network 11.0.0.0/8

network 202.93.236.0/26

13.restart

popi@ubuntuserver2:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

Pada Server 2 yang konek ke LAN:

1.Install quagga–>popi@ubuntuserver2:~$ sudo apt-get install quagga

2.aktifkan daemon untuk zebra dan ripd

popi@ubuntuserver2:~$ sudo vi /etc/quagga/daemons

zebra=yes

bgpd=no

ospfd=no

ospf6d=no

ripd=yes

ripngd=no

3.restart–>popi@ubuntuserver2:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

cek daemonnya sudah ada belum –>popi@ubuntuserver2:~$ ps -ef | grep quagga

4.buat config file.copy file zebra (untuk interface) dan ripd (untuk routing RIP)

popi@ubuntuserver2:~$ sudo /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf

popi@ubuntuserver2:~$ sudo /usr/share/doc/quagga/examples/ripd.conf.sample /etc/quagga/ripd.conf

5.berikan user dan group ownership pada quagga and quaggavty

popi@ubuntuserver2:~$ sudo chown quagga.quaggavty /etc/quagga/*.conf

popi@ubuntuserver2:~$ sudo chmod 640 /etc/quagga/*.conf

6.restart

popi@ubuntuserver2:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

7.configurasi file zebra.conf untuk config interface (password =zebra)

popi@popi@ubuntuserver2:~$ telnet localhost 2601

8.buat configurasi seperti ini di global config:

interface eth0

ip address 11.0.0.10/8

ipv6 nd suppress-ra

!

interface eth1

ip address 12.0.0.1/8

9.jangan lupa untuk menyimpan kedalam memory (perintah write)

10.configurasi file ripd.conf untuk routing (password = zebra)

popi@popi@ubuntuserver2:~$ telnet localhost 2602

11.buat configurasi seperti ini di global config:

router rip

version 2

network 11.0.0.0/8

network 12.0.0.0/8

12.restart

popi@ubuntuserver2:~$ sudo /etc/init.d/quagga restart

Cara mengecek RIP nya sudah jalan (jalankan perintah sh ip route pada router zebra):

popi@popi@ubuntuserver2:~$ telnet localhost 2601

Router# sh ip ro

Router# sh ip route

Codes: K – kernel route, C – connected, S – static, R – RIP, O – OSPF,

I – ISIS, B – BGP, > – selected route, * – FIB route

K>* 0.0.0.0/0 via 202.93.236.65, eth1

C>* 11.0.0.0/8 is directly connected, eth0

R>* 12.0.0.0/8 [120/2] via 11.0.0.10, eth0, 00:35:30

C>* 127.0.0.0/8 is directly connected, lo

C>* 202.93.236.64/26 is directly connected, eth1

Hasil ping dari Server1 ke Interface dibelakang Server 2 (ip 11.0.0.10 dan 12.0.0.1)

popi@ubuntuserver:~$ ping 11.0.0.10

PING 11.0.0.10 (11.0.0.10) 56(84) bytes of data.

64 bytes from 11.0.0.10: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.139 ms

64 bytes from 11.0.0.10: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.138 ms

64 bytes from 11.0.0.10: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.146 ms

64 bytes from 11.0.0.10: icmp_seq=4 ttl=64 time=0.151 ms

64 bytes from 11.0.0.10: icmp_seq=5 ttl=64 time=0.150 ms

^C

— 11.0.0.10 ping statistics —

5 packets transmitted, 5 received, 0% packet loss, time 3996ms

rtt min/avg/max/mdev = 0.138/0.144/0.151/0.016 ms

popi@ubuntuserver:~$ ping 12.0.0.1

PING 12.0.0.1 (12.0.0.1) 56(84) bytes of data.

64 bytes from 12.0.0.1: icmp_seq=1 ttl=64 time=0.155 ms

64 bytes from 12.0.0.1: icmp_seq=2 ttl=64 time=0.124 ms

64 bytes from 12.0.0.1: icmp_seq=3 ttl=64 time=0.145 ms

Lanjut membaca“RIP V2 Ubuntu Dynamic Routing dengan Quagga”  »»

Routing Dinamik dengan RIP pada Linux

Routing Dinamik dengan RIP pada Linux

A.Tujuan
Selama ini jaringan di kantor saya bekerja , dalam routing antar kantor yang berbeda sudah menggunakan routing dinamik dengan menggunakan RIP. Perangkat yang digunakan untuk menghubungkan kantor Mall FX yang ada di kawasan sudirman dengan Apartemen K-Place adalah switch layer 3 dengan merek Allied Telesis. Sekarang ini ada kebutuhan untuk menambahkan sebuah PC router sebagai gateway untuk jalur komunikasi ke provider lain, solusi yang diambil adalah menggunakan OS Centos 5.3 dan menginstall zebra untuk routing dinamik.
Berikut adalah topologi dari rencana pengembangan:


Yang akan dibahas disini adalah melakukan konfigurasi pada gateway 1 supaya tabel routing update antara mall fx, apartemen k-place dengan gateway 1 dengan routing dinamik RIP.

B. Konfigurasi Gateway 1
Download file zebra:

[root@KUNINGAN ~]# wget ftp://ftp.zebra.org/pub/zebra/zebra-0.95a.tar.gz

Ekstrak file zebra:
[root@KUNINGAN ~]# tar zxvf zebra-0.95a.tar.gz

Masuk kedalam file zebra:
[root@KUNINGAN ~]# cd zebra-0.95a
root@KUNINGAN zebra-0.95a]# ./configure –sysconfdir=/etc/zebra –disable-ipv6 –enable-tcp-zebra
[root@KUNINGAN zebra-0.95a]# make
[root@KUNINGAN zebra-0.95a]# make install

/etc/zebra adalah tempat file hasil instalasi.
Kopikan file zebra.conf.sample menjadi zebra.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cd /etc/zebra/
[root@KUNINGAN etc]# cp zebra.conf.sample zebra.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cp ripd.conf.sample ripd.conf
[root@KUNINGAN zebra]# cp ospfd.conf.sample ospfd.conf
root@KUNINGAN zebra]# cp bgpd.conf.sample bgpd.conf

Supaya service otomatis dijalankan ketika Gateway di restart.
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/zebra.init /etc/rc.d/init.d/zebra
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/ripd.init /etc/rc.d/init.d/ripd
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/ospfd.init /etc/rc.d/init.d/ospfd
[root@KUNINGAN zebra]# cp /root/zebra-0.95a/init/redhat/bgpd.init /etc/rc.d/init.d/bgpd
[root@KUNINGAN zebra]# chmod 755 /etc/rc.d/init.d/*

Ubah file zebra, ripd, ospfd, bgpd yang sudah dikopi ke /etc/rc.d/init.d/

File zebra
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/zebra
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/zebra.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/zebra.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/zebra –d menjadi daemon /usr/local/sbin/zebra –d

[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/ripd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/ripd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/ripd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/ripd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/ripd –d

[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/ospfd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/ospfd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/ospfd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/ospfd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/ospfd –d

[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/init.d/bgpd
. /etc/rc.d/init.d/functions menjadi . /etc/init.d/functions
[ -f /etc/bgpd.conf ] || exit 0 menjadi [ -f /etc/zebra/bgpd.conf ] || exit 0
# daemon /usr/sbin/bgpd –d menjadi daemon /usr/local/sbin/bgpd –d

Tambahkan di :
[root@KUNINGAN zebra]# vim /etc/services
zebrasrv 2600/tcp
zebra 2601/tcp
ripd 2602/tcp
ripng 2603/tcp
ospfd 2604/tcp
bgpd 2605/tcp
ospf6d 2606/tcp

Jalankan service :
[root@KUNINGAN zebra]# service zebra start
[root@KUNINGAN zebra]# service ripd start
[root@KUNINGAN zebra]# service ospfd start
[root@KUNINGAN zebra]# service bgpd start

Lihat port yang sedang running di gateway 1 dengan perintah nmap, jika nmap belum ada maka install dulu :
[root@KUNINGAN zebra]#yum install nmap
[root@KUNINGAN zebra]#nmap localhost
PORT STATE SERVICE
2600/tcp open zebrasrv
2601/tcp open zebra
2602/tcp open ripd
2604/tcp open ospfd
2605/tcp open bgpd

Ok zebra sudah berjalan dengan baik, berarti gateway 1 sudah bisa routing dinamik dengan RIP, OSPF, dan BGP.

C. Routing RIP
Agar routing RIP jalan, maka ada dua file yang harus di konfigurasi di masing-masing gateway, yaitu zebra.conf dan ripd.conf
Isi dari file zebra.conf adalah ip address dari interface yang ada pada gateway.
Isi dari file ripd.conf adalah alamat jaringan yang terhubung dengan gateway.
Untuk mengubah file zebra.conf bisa langsung lewat editor atau telne t lewat port 2601, dengan lewat jalur telnet maka kita akan mengkonfigurasi seperti router cisco. Supaya lebih seru mari kita konfigurasi lewat telnet saja, dengan password zebra.

Konfigurasi zebra.conf
Pastikan bahwa di gateway 1 firewall dah mati dengan :
[root@kuningan ~]# iptables –F
Telnet lewat windows:
D:\Documents and Settings\hendra>>telnet 10.200.16.11 2601

Hello, this is zebra (version 0.95a).
Copyright 1996-2004 Kunihiro Ishiguro.
User Access Verification
Password:
Router>
Router> zebra
% Unknown command.
Router>
Router> en
Password:
Password:
Router#
Router# confi
Router# configure ter
Router# configure terminal
Router(config)#
Router(config)# in
Router(config)# interface eth0
Router(config-if)#
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 10.200.16.11/25
Router(config-if)#
Router(config-if)# exit
Router(config)#
Router(config)# in
Router(config)# inin
Router(config)# int
Router(config)# interface eth1
Router(config-if)#
Router(config-if)# ip ad
Router(config-if)# ip address 202.51.107.121/26
Router(config-if)#
Router(config-if)# exit
Router(config)#
Router(config)# exit
Router#
Router# write
Configuration saved to /etc/zebra/zebra.conf
Router#
Router#

Konfigurasi rip.conf lewat telnet

Hello, this is zebra (version 0.95a).
Copyright 1996-2004 Kunihiro Ishiguro.
User Access Verification
Password:
ripd>
ripd> en
ripd#
ripd# conf
ripd# configure ter
ripd# configure terminal
ripd(config)#
ripd(config)# ro
ripd(config)# router r
ripd(config)# router rip
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# network 10.200.16.0/25
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# network 202.51.107.64/26
ripd(config-router)#
ripd(config-router)# exit
ripd(config)#
ripd(config)# exit
ripd#
ripd# write
Configuration saved to /etc/zebra/ripd.conf
ripd#
ripd#

D. Cek Routing Table
[root@kuningan ~]# route -n
Kernel IP routing table
Destination Gateway Genmask Flags Metric Ref Use Iface
192.168.1.208 10.200.16.1 255.255.255.240 UG 2 0 0 eth0
202.51.107.64 0.0.0.0 255.255.255.192 U 0 0 0 eth1
10.200.7.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.7.128 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.6.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.14.0 10.200.16.1 255.255.255.128 UG 2 0 0 eth0
10.200.16.0 0.0.0.0 255.255.255.128 U 0 0 0 eth0
10.107.1.0 10.200.16.1 255.255.255.0 UG 3 0 0 eth0
10.106.3.0 10.200.16.1 255.255.255.0 UG 3 0 0 eth0
169.254.0.0 0.0.0.0 255.255.0.0 U 0 0 0 eth1
10.0.0.0 10.200.16.1 255.0.0.0 UG 0 0 0 eth0
0.0.0.0 202.51.107.65 0.0.0.0 UG 0 0 0 eth1
[root@kuningan ~]#

Tabel routing antara Mall FX, Apartemen K-Place dan Gateway satu sudah saling update dengan RIP.





Lanjut membaca“Routing Dinamik dengan RIP pada Linux”  »»

DaJJal Akan Muncul Dari SeGi TiGa Bermuda


Membaca judul dari buku ini membuat orang akan tertarik untuk membacanya karena menampilkan sebuah penjelasan sosok mahluk yang dalam konsep islam adalah sosok yang kemunculannya merupakan salah satu tanda-tanda besar akan tejadinya hari kiamat, yang mana buku ini menceritakan tentang kehidupan Dajjal mulai ia di lahirkan sampai ia tumbuh menjadi sosok yang akan menibulkan banyak fitnah dan kerusakan besar dalam kehidupan umat islam, dan mempunyai bentuk yang menakutkan ( menurut orang, soalnya aku belum pernah melihatnya ) dan sering kita sebut Dajjal. Sebenarnya judul asli dari buku ini adalah " Al-khuyut al kafiyyah baina al masikh ad-Dajjal wa Asrar Mutsallast Barmuda wa al-Athbaq ath-Tha'rah " yang di karang oleh Muhammad Isa Daud seorang spesialis pangarang buku tentang serial alam jin. Walhasil setelah buku ini diedarkan ternyata banyak menimbulkan kontraversi diantara kalangan kaum muslimin karena sangat bertolak belakang dengan apa yang sering kita pelajari di pondok-pondok pesantren dan apa yang sering kita dengar dari ceramah-ceramah tentang kisah Dajjal.


Sebab apa yang ditampilkan dalam buku ini kedengarannya hanya seperti sebuah dongen belaka yang sering di munculkan dalam layar kaca, yang sangat tak masuk akal apabila terjadi di dunia nyata. Saya sendiri setelah mambaca buku ini walaupun tidak sampai menamatkannya sangat bertolak belakang dengan hati saya yakni dengan kata lain tidak percaya dengan apa yang disajikan dalam buku ini. Walaupun dalam buku ini banyak menampilkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadist dan sebagian dari isi buku ini ada yang sesuai dengan apa yang pernah di ceritakan oleh Rasulullah kepada para sahabatnya tentang Dajjal. Namun itu belum cukup untuk menjadi hujjah bahwa apa yang di sajikan oleh buku ini semuanya benar sebab hadist yang di tampilkan dalam buku ini banyak yang dhoif. Wallahu a'lam

Lanjut membaca“DaJJal Akan Muncul Dari SeGi TiGa Bermuda”  »»

Planet Nibiru Penyebab Kiamat 2012?



Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian untuk Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”.

Tetapi mengapa cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?

Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.

Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah obyek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor dibalik Sabuk Kuiper.

Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal yang menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.

Kuiper Belt Objects (KBOs)

Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar obyek-obyek batuan dan metalik. Obyek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui bahwa Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit obyek Sabuk Kuiper yang telah teramati dibalik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Obyek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai telah mereka perhitungkan keberadaannya.

Peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah obyek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Obyek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian obyek Sabuk Kuiper dan obyek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.

Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari obyek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk obyek Sabuk Kuiper yang besar atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari obyek-obyek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.

“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” – Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.

Planet X tidaklah menakutkan

Jadi darimana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976 sebuah buku kontroversial berjudul “The Twelfth Planet” atau “Planet Keduabelas” ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari Planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapien sebagai budak mereka.

Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detil jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari tulisan kuno berumur 6000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesa Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?

Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesa kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis ini sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.

Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.





Lanjut membaca“Planet Nibiru Penyebab Kiamat 2012?”  »»

Setting R I P di Linux

Routing Information Protocol atau yang dikenal RIP adalah dinamik routing protokol yang sudah cukup tua. Di ciptakan sekitar tahun 1970.
Cara kerjanya berdasarkan Distance Vector Routing Protocol, yang berarti akan mempergunakan pendekatan berapa banyak hop (lompatan) router yang akan ditempuh untuk mencapai suatu network. Dan yang akan dipilih adalah hop terpendek.
Cara Kerja







RIP bekerja dengan menginformasikan status network yang dipegang secara langsung kepada router tetangganya.

Karakteristik dari RIP:

* Distance vector routing protocol
* Hop count sebagi metric untuk memilih rute
* Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable
* Secara default routing update 30 detik sekali
* RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update
* RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah RIP zebra secara default mempergunakan versi 2, sedangkan Cisco versi 1.
Konfigurasi

Sama halnya dengan zebra, daemon rip dapat dikonfigur lewat 2 cara.

Konfigurasi dengan 2 cara :

1. edit langsung pada file ripd.conf

root@opera zebra# vi ripd.conf
root@opera zebra# service ripd restart

2. melalui remote vty
telnet ke port 2602

root@opera zebra# telnet 127.0.0.1 2602
Hello, this is zebra (version 0.94).
Copyright 1996-2002 Kunihiro Ishiguro.

Konfigurasi RIP sangat sederhana, secara umum hanya membutuhkan 3 entri dalam running configurasi.
Masukkan network mempunyai router tetangga RIP dan network yang akan disebarkan ke router tetangga.

ripd(config)# router rip
ripd(config-router)# network 192.168.1.0/24
ripd(config-router)# network 10.1.1.0/24
ripd(config-router)# ^z
ripd#

Untuk memeriksa status RIP

ripd# show ip protocols
Routing Protocol is "rip"
Sending updates every 30 seconds with +/-50%, next due in 7 seconds
Timeout after 180 seconds, garbage collect after 120 seconds
Outgoing update filter list for all interface is not set
Incoming update filter list for all interface is not set
Default redistribution metric is 1
Redistributing:
Default version control: send version 2, receive version 2
Interface Send Recv Key-chain
Routing for Networks:
10.1.1.0/24
192.168.1.0/24
Routing Information Sources:
Gateway BadPackets BadRoutes Distance Last Update
Distance: (default is 120)

Untuk melihat routing yang didapat dari RIP tetangga.

ripd# show ip rip
Codes: R - RIP, C - connected, O - OSPF, B - BGP
(n) - normal, (s) - static, (d) - default, (r) - redistribute,
(i) - interface

Network Next Hop Metric From Time

Jangan lupa untuk menyimpan konfigurasi kedalam file.


Lanjut membaca“Setting R I P di Linux”  »»