Read more : http://www.wakrizki.net/2011/03/membuat-effek-zoom-gambar-di-blog.html#ixzz1PJMAYpiS

Makna Hari Raya Idul Fitri

Lepas dari kemungkinan adanya perbedaan dalam menentukan Hari Raya Idul Fitri ( 1 Syawal ), yang jelas, seluruh umat Islam di dunia ini akan segera merayakan hari yang biasa dianggap ‘kemenangan’ tersebut. Perayaan rutin setiap tahun ini menjadi momen sangat penting setelah berpuasa selama sebulan pada bulan Ramadhan. Seluruh umat Islam merayakannya dengan suka dan cita, tak berbeda yang rajin puasa maupun yang puasa hanya alakadarnya bahkan yang tidak puasa pun ikut merayakannya.
Sebagaimana sudah maklum, selain Hari Raya Idul Fitri, umat Islam juga punya Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Dalam literatur-literatur Islam klasik, hari raya ini disebut Idul Akbar (hari raya besar), sementara Idul Fitri hanya disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya kecil).



Sebagaimana hari-hari besar lain, Idul Fitri tentu memiliki makna umum sebagai hari libur nasional sekaligus makna khusus yang dirasakan umat Islam. Paling tidak, Idul Fitri dianggap sebagai hari kemenangan mengalahkan hawa nafsu dengan berpuasa sebulan penuh. Erat kaitannya dengan Hari Raya Idul Fitri adalah zakat fitrah yang wajib dikeluarkan setiap individu Muslim.
Kalimat kedua dari dua terma ini (Idul Fitri dan zakat fitrah) adalah kalimat yang berasal dari bahasa Arab fithrah yang berarti natural atau dalam bahasa Indonesianya biasa diterjemahkan sebagai segala sesuatu yang suci, bersifat asal, atau pembawaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1997).

Sisi etimologis Idul Fitri terdiri dari dua kata. Pertama, kata ‘id yang dalam bahasa Arab bermakna `kembali’, dari asal kata ‘ada. Ini menunjukkan bahwa Hari Raya Idul Fitri ini selalu berulang dan kembali datang setiap tahun. Ada juga yang mengatakan diambil dari kata ‘adah yang berarti kebiasaan, yang bermakna bahwa umat Islam sudah biasa pada tanggal 1 Syawal selalu merayakannya (Ibnu Mandlur, Lisaanul Arab).

Dalam Alquran diceritakan, ketika para pengikut Nabi Isa tersesat, mereka pernah berniat mengadakan ‘id (hari raya atau pesta) dan meminta kepada Nabi Isa agar Allah SWT menurunkan hidangan mewah dari langit (lihat QS Al Maidah 112-114). Mungkin sejak masa itulah budaya hari raya sangat identik dengan makan-makan dan minum-minum yang serba mewah. Dan ternyata Allah SWT pun mengkabulkan permintaan mereka lalu menurunkan makanan.(QS Al-Maidah: 115).

Jadi, tidak salah dalam pesta Hari Raya Idul Fitri masa sekarang juga dirayakan dengan menghidangkan makanan dan minuman mewah yang lain dari hari-hari biasa. Dalam hari raya tak ada larangan menyediakan makanan, minuman, dan pakaian baru selama tidak berlebihan dan tidak melanggar larangan. Apalagi bila disediakan untuk yang membutuhkan. Abdur Rahman Al Midani dalam bukunya Ash-Shiyam Wa Ramadh?n Fil Kitab Was Sunnah (Damaskus), menjelaskan beberapa etika merayakan Idul Fitri. Di antaranya di situ tertulis bahwa untuk merayakan Idul Fitri umat Islam perlu makan secukupnya sebelum berangka ke tempat shalat Id, memakai pakaian yang paling bagus, saling mengucapkan selamat dan doa semoga Allah SWT menerima puasanya, dan memperbanyak bacaan takbir. Kata yang kedua adalah Fitri. Fitri atau fitrah dalam bahasa Arab berasal dari kata fathara yang berarti membedah atau membelah, bila dihubungkan dengan puasa maka ia mengandung makna `berbuka puasa’.
Kembali kepada fitrah ada kalanya ditafsirkan kembali kepada keadaan normal, kehidupan manusia yang memenuhi kehidupan jasmani dan ruhaninya secara seimbang. Sementara kata fithrah sendiri bermakna `yang mula-mula diciptakan Allah SWT` (Dawam Raharjo, Ensiklopedi Alquran: hlm 40, 2002). Berkaitan dengan fitrah manusia, Allah SWT berfirman dalam Alquran: “Dan ketika Tuhanmu mengeluarkan anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):

Bukankah Aku ini Tuhanmu?.
Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (QS. Al A`r?f: 172).”

Ayat ini menjelaskan bahwa seluruh manusia pada firtahnya mempunya ikatan primordial yang berupa pengakuan terhadap ketuhanan Allah SWT. Dalam hadis, Rasulallah SAW juga mempertegas dengan sabdanya:

“Setiap anak Adam dilahirkan dalam keadaan fitrah: kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani dan Majusi (HR. Bukhari).”

Hadits ini memperjelas kesaksian atau pengakuan seluruh manusia yang disebutkan Alquran di atas.

Sisi terminologi

Kendati dalam literatur-literatur Islam klasik, Idul Fitri disebut sebagai Idul Ashgar (hari raya yang kecil) sementara Idul Adhha adalah Idul Akbar (hari raya yang besar), umat Islam di Tanah Air selalu terlihat lebih semarak merayakan Idul Fitri dibandingkan hari-hari besar lainnya, bahkan hari raya Idul Adha sekalipun. Momen Idul Fitri dirayakan dengan aneka ragam acara, dimulai dengan shalat Id berjamaah di lapangan terbuka hingga halal bi halal antarkeluarga yang kadang memanjang hingga akhir bulan Syawal. Dalam terminologi Islam, Idul Fitri secara sederhana adalah hari raya yang datang berulang kali setiap tanggal 1 Syawal yang menandai puasa telah selesai dan kembali diperbolehkan makan minum di siang hari. Artinya, kata fitri disitu diartikan `berbuka atau berhenti puasa` yang identik dengan makan-makan dan minum-minum. Maka tidak salah apabila Idul Fitri pun disambut dengan pesta makan-makan dan minum-minum mewah yang tak jarang terkesan diada-adakan oleh sebagian keluarga.

Terminologi Idul Fitri seperti ini harus dijauhi dan dibenahi, sebab selain kurang mengekspresikan makna Idul Fitri sendiri, juga terdapat makna yang lebih mendalam lagi. Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai `kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci` sebagaimana ia baru saja dilahirkan dari rahim ibu. Secara metafor, kelahiran kembali ini berarti seorang Muslim yang selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, qiyam, dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Idul Fitri berarti kembali pada naluri kemanusian yang murni, kembali pada keberagamaan yang lurus, dan kembali dari seluruh praktik busuk yang bertentangan dengan jiwa manusia yang masih suci. Kembali dari segala kepentingan duniawi yang tidak islami. Inilah makna Idul Fitri yang asli.

Adalah kesalahan besar apabila Idul Fitri dimaknai dengan `perayaan kembalinya kebebasan makan dan minum` sehingga yang tadinya dilarang makan siang, setelah hadirnya Idul Fitri akan balas dendam., atau dimaknai sebagai kembalinya kebebasan berbuat maksiat yang tadinya dilarang dan ditinggalkan. Kemudian, karena Ramadhan sudah usai maka kemaksiatan kembali ramai-ramai digalakkan. Ringkasnya, kesalahan itu pada akhirnya menimbulkan sebuah fenomena umat yang saleh musiman, bukan umat yang berupaya mempertahankan kefitrian dan nilai ketakwaan.

Ikhtisar

- Idul fitri merupakan momentum terbaik bagi setiap manusia untuk kembali ke fitrahnya sebagai makhluk yang suci dan terampuni dosanya.

- Cuma, saat ini masih banyak kalangan yang mengartikan Idul Fitri hanya sebagai hari terbebasnya manusia dari kewajiban berpuasa.

- Ada juga kalangan yang menjadikan Idul Fitri sebagai hari pamer kemewahan.

- Mereka yang keliru memaknai Idul Fitri hanya akan menjadi manusia yang saleh secara musiman.



Lanjut membaca“Makna Hari Raya Idul Fitri”  »»

Setting Samba


Jika anda ingin sharing file melalui SAMBA dengan aman, gunakan mode user. Dengan mode ini, user yang mau akses harus punya account di si server Linux.

Dibanding mode share, kini ada dua syarat tambahan.:

1. Si-user harus punya account normal di server Linux.
2. Si user harus punya account samba.




Sisanya mirip. Jadi artikel ini copy-paste dari artikel lalu, tambah sedikit ;-).

BUAT DIREKTORI YANG MAU DI-SHARING
Buat direktori dan set modenya agar bisa diakses user.

# Direktori cuma bisa baca
root:# mkdir -p /home/ftp/pub
root:# chgrp users /home/ftp/pub
root:# chmod g+rx /home/ftp/pub

# Direktori bisa baca tulis
root:# mkdir -p /home/ftp/pub/incoming
root:# chgrp users /home/ftp/pub/incoming
root:# chmod g+wrx /home/ftp/pub/incoming

BUAT SMB.CONF
Di sini kita akan konfigurasi samba mode user, sehingga yang akan bisa akses hanya user yang terdaftar lokal di komputer server tersebut. Langsung saja edit seperti ini:

# Konfigurasi SAMBA
# /etc/samba/smb.conf
#======================= Global Settings =========================
[global]
# workgroup, semua server dan client harus ber-workgroup sama
workgroup = ENGINEERING
# Deskripsi komputer
# Identity samba selalu mengambil /etc/HOSTNAME
server string = Ini server-ku

# Batasi akses di network sendiri
hosts allow = 10.0.0.

# Security mode, sebenarnya pilihannya ada 4:
# share = seperti Windows 98, share level
# user = seperti NT workstation stand-alone
# server = validasi ke serve lain (PDC)
# domain = jadi PDC
security = user

# Pakai enkripsi password
encrypt passwords = yes

# Where to find the SSL certificates:
ssl CA certDir = /etc/ssl/certs

#——————————————————————
# Ini dia definisi direktori yang dishare

# home direktori si user yang connect, otomatis map ke /home/user
[homes]
comment = Home Directories
browseable = no
writable = yes

# direktori bersama hanya bisa dibaca
[pub]
comment = Temporary file space
path = /home/ftp/pub
browseable = yes
public = yes
read inly= yes

# direktori bersama bisa baca tulis
[incoming]
comment = Public Stuff
path = /home/ftp/pub/incoming
browseable = yes
public = yes
writable = yes

HIDUPKAN SMB DAEMON
Buat agar samba jalan otomatis saat komputer reboot.

# Di Slackware/Vector
root:# chmod a+x /etc/rc.d/rc.samba

# ini buat start sekarang saja
root:# /etc/rc.d/rc.samba start

BUAT USER
Anda perlu account buat Linux, juga buat samba.

# Kalau belum ada, buat user linux
root:# adduser tux

# Lalu buat account samba
root:# smbpasswd -a tux

Selesai.

COBA DARI WINDOWS
Ada dua syarat supaya Windows bisa akses SAMBA.

* Network Neigborhood sudah disetup betul, dengan workgroup/domain sama dengan si samba server.
* User login dengan nama dan password sama dengan yang di samba server.

Kalau itu terpenuhi, dengan lancar anda akan bisa browsing si samba server. Ini contohnya pakai Windows explorer.

Lihat bahwa komputer papua punya sharing tux (home), pub dan incoming. Anda bisa baca/tulis di home dan incoming, tapi hanya baca di pub.

Copyleft : Kocil, 2003
License : GNU FDL
Posted to: www.benpinter.net, 30 Oct 2003.
Testbed : Vector Linux 4.0, Windows 98
Writepad : Vector Linux, Bluefish



Lanjut membaca“Setting Samba”  »»

Subnetting

Memahami IP Address dan Menentukan Subnetting pada IPv4

Kalau anda membaca infokomputer edisi sebelumnya anda diajak untuk memahami DNS (Domain Name Server), Routing Table dan artikel – artikel lain yang menarik yang tentunya berkaitan dengan dunia Internet atau Intranet. Disini kita akan membahas mengenai IP address kenapa ? bukankah bagi mengguna jaringan LAN atau Internet IP address bukanlah hal yang baru ? mungkin hal yang sudah biasa ?. Ada beberapa hal yang menarik dalam membahas IP ini diantaranya bagaimana satu IP dengan IP yang lain agar dapat saling berhubungan ? bagaimana menentukan "nomor jaringan" (network number ) dan menentukan "nomor host" (host number) ? bagaimana merencanakan suatu jaringan untuk masa yang akan datang ? dsb !

Apa IP itu ?





IP adalah "sebuah nomor yang digunakan untuk akses ke Internet atau suatu jaringan komputer. Setiap komputer yang terhubung dengan internet atau jaringan harus memiliki nomor IP yang berbeda (unik)."

IP itu sendiri ditentukan oleh Subnetmask, fungsi dari subnetmask ini adalah untuk membedakan bagian mana dari IP tersebut disebut network dan bagian mana yang disebut dengan host.

Contoh dari subnetmask : 255.255.255.0 atau FF.FF.FF.0 atau dapat ditulis dengan prefix /24 disini cara penulisan yang kita gunakan adalah dengan menggunakan prefix "/" .

IP Address yang sekarang kita gunakan adalah IPv4 (IP version 4 ) yang mendefinisikan 32 bit, berarti hanya 232 (4.294.697.296) alamat IPv4 yang tersedia.

Pembagian kelas IP Address

IP distandarisasi dalam bulan September 1981. Bagian pertama dari Internet Address diidentifikasikan sebagai Network dan Host dan membentuk dua bagian seperti gambar dibawah ini :

atau

IP address dibagi menjadi tiga kelas yang berbeda yaitu : Kelas A, B dan C, disediakan untuk mendukung jumlah dari Network Number.

Prinsip pembagian kelas ini digambarkan seperti dibawah ini :

Kelas A

Bit # 0 1 7 8 31
0

Network Host Number

Number

Kelas B

Bit # 0 2 15 16 31
10

Network Number Host Number

Kelas C

Bit # 0 3 23 24 31
110

Network Number Host Number

Kelas A (/8 Prefixes)

Mempunyai alamat network prefix 8 bit dengan 0 s/d 7 bit network number dan 24 bit host number. Kelas A ini dinotasikan dengan /8.

Maksimum network yang dapat dibentuk 127 (27 - 2) /8. Pengurangan dengan 2 diperlukan karena pada /8 ini network 0.0.0.0 adalah digunakan untuk default route dan pada /8 network 127.0.0.0 digunakan untuk fungsi loopback. Kelas A ini mendukung 16.777.214 ( 2 24 -2) hosts per network. Pada host dikurangi 2 sebab 0 semua (menunjukan network) dan 1 semua (menunjukan broadcast).

Contoh : 10.2.6.78 /8 IP 10.2.6.78

Mask 255.0.0.0

Kelas B (/16 Prefixes)

Kelas B mempunyai 16 bit network-prefix terdiri dari 14 bit network number dan 16-bit host number.

Maksimum network yang dapat dibentuk 16.384 (214) /16 serta 65.534 (216-2) host per nerwork (25% dari total IPv4 )

Kelas C (/14 Prefixes)

Mempunyai address 24 bit network-prefix dengan 21-bit network number serta 8 bit host number didefinisikan /24.

Maksimum network yang dapat dibentuk 2.097.152 (221)/24dengan 254 (28-2) hosts per network.

Untuk mempermudah user dalam membaca dan membuat IP address maka penulisan IP address ini dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan dengan titik (.) yang di sebut "notasi titik desimal".

Notasi titik desimal membagi 32 bit alamat Internet dalam 8 bit. Terlihat seperti gambar dibawah ini :

Bit # 0
10010001 . 00001010 . 00100010 . 00000011

145 10 34 3

145.10.34.3

Tabel dibawah ini merupakan isi dari penggunaan notasi titik desimal.
Kelas Alamat IP
A (/8) 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
B (/16) 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
C (/24) 192.0.0.xxx sampai 233.255.255.xxx

"xxx" merupakan hosts-number yang di buat oleh LAN Administrator.

Subnetting

Tahun 1985 didefinisikan RFC 950 sebuah prosedur standar untuk mendukung subnetting, atau pembagian dari kelas A,B dan C.

Pengembangan dengan subnetting
Network Prefix Host Number
Network Prefix SubnetNumber Host Number

Untuk merancang Subnetting, ada empat pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendisain :

1. Berapa banyak total subnet yang dibutuhkan saat ini ?
2. Berapa banyak total subnet yang akan dibentuk pada masa yang akan datang ?
3. Berapa banyak host yang tersedia saat ini ?
4. Berapa banyak host yang akan di diorganisasi dengan subnet dimasa yang akan datang ?

Langkah pertama dalam proses perencanaan adalah menentukan jumlah maksimum dari subnet dan bulatkan keatas untuk bil binary. Contoh, jika perusahaan membutuhkan 9 subnet, 23 (atau 8) tidak akan cukup alamat subnet yang tersedia, jadi network administrator akan membulatkan ke atas menjadi 24 (atau 16). Mungkin jumlah 16 subnet ini tidak akan cukup untuk masa yang akan datang, jadi network administrator harus mencari nilai maksimum atau yang kira-kita memenuhi pada masa yang akan datang misalnya 25 (atau 32).

Tahap kedua yakinkan bahwa jumlah alamat host yang kita buat memenuhi untuk masa-masa yang akan datang.

Contoh Subnet #1

Sebuah perushaan mempunyai nomor network 193.1.1.0/24 dan dibutuhkan 6 subnet. Besarnya subnet harus mendukung 25 host.

Penyelesaian.

Tahap pertama kita harus ketahui berapa bit yang dibutuhkan 6 subnet, dicari dengan melihat kelipatan dua (2,4,8,16,32,64,dst). Disini terlihat bahwa untuk persis sama dengan 6 tidak ada kita harus pilih bilangan yang atasnya (8) atau 23 ada 2 tersisa dapat digunakan untuk kebutuhan masa yang akan datang. Disini 23 berarti kita butuh 3 bit untuk membentuk extended subnet, contoh diatas subnettingnya /24 berarti extendednya adalah /27 untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.

193.1.1.0/24 = 11000001.00000001.00000001.00000000

255.255.255.224 = 11111111.11111111.11111111.11100000

27 Bit

27 bit extended network ini menyisakan 5 bit untuk mendefinisikan alamat host, berarti ada 25 (32) alamat IP yang dapat dibentuk tapi karena nilai 0 semua dan 1 semua tidak dapat dialokasi (untuk network dan broadcast) jadi yang tersisa ada 30 ( 25-2) untuk masing-masing subnet.

Apabila kita uraikan satu-satu maka alamat subnet yang terbentuk adalah :

Alamat asal : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/24

Subnet #0 : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/27

Subnet #1 : 11000001.00000001.00000001.00100000 = 193.1.32.0/27

Subnet #2 : 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.64.0/27

Subnet #3 : 11000001.00000001.00000001.01100000 = 193.1.96.0/27

Subnet #4 : 11000001.00000001.00000001.10000000 = 193.1.128.0/27

Subnet #5 : 11000001.00000001.00000001.10100000 = 193.1.160.0/27

Subnet #6 : 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.192.0/27

Subnet #7 : 11000001.00000001.00000001.11100000 = 193.1.224.0/27

Untuk membudahkan bahwa perbedaan antara subnet satu dengan yang lainnya adalah kelipatan 32 : 0, 32, 64, 96 ...

Dari contoh diatas, ada 5 bit host number dalam satu subnet, berarti ada 25-2 = 30 host yang dapat dibentuk ini dikarenakan nilai 0 semua sigunakan untuk alamat network dan nilai 1 semua digunakan untuk broadcast number.

Contoh untuk menentukan host dari satu subnet number

Subnet #2: 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.1.64/27

Host #1 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27

Host #2 : 11000001.00000001.00000001.01000010 = 193.1.1.66/27

Host #3 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27

Host #4 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27

…..

s/d

Host #32 : 11000001.00000001.00000001.01011110 = 193.1.1.94/27

Bradcast Address untuk subnet diatas (#2) adalah :

11000001.00000001.00000001.01011111 = 193.1.1.95/27

Alamat host yang diperbolehkan pada subnet #6 adalah :

Subnet #6: 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.1.192/27

Host #1 : 11000001.00000001.00000001.11000001 = 193.1.1.193/27

Host #2 : 11000001.00000001.00000001.11000010 = 193.1.1.194/27

Host #3 : 11000001.00000001.00000001.11000011 = 193.1.1.195/27

Host #4 : 11000001.00000001.00000001.11000100 = 193.1.1.196/27

Host #5 : 11000001.00000001.00000001.11000101 = 193.1.1.197/27

......

s/d

Host #28 : 11000001.00000001.00000001.11011100 = 193.1.1.220/27

Host #29 : 11000001.00000001.00000001.11011101 = 193.1.1.221/27

Host #30 : 11000001.00000001.00000001.11011110 = 193.1.1.222/27

Alamat Broadcast untuk subnet #6 adalah :

11000001.00000001.00000001.11011111 = 193.1.1.223/27

Contoh Subnet #2

Sebuah perusahaan merencanakan akan membangunan jaringan dengan network number 140.64.0.0/16 dan setiap subnet harus mendukung min 60 host.

Penyelesaian

Tahap pertama kita tentukan berapa bit yang dibutuhkan untuk membentuk min 60 host dalam tiap subnet. Berarti 2 pangkat berapa ? supaya anda dapat menyediakan min 60 host yaitu 62 (26-2 ) tapi kalau kita lihat disini bahwa nilai 62 hanya mempunyai 2 host yang tersisa. Jadi lebih baik apabila beri sisa yang kira-kira cukup untuk masa yang akan datang, pangkatkan bil 2 tersebut dengan 7 menjadi 126 (27-2) dan sisa yang tersedia adalah 66 (126-60).

Tahap selanjutnya karena yang diminta adalah jumlah host, maka seperti yang kita ketahui bahwa network number/alamat IP memiliki 32 bit jadi 32 harus dikurangkan dengan 7 supaya kita ketahui extended network prefix (32-7)=25. Disini dapat di ketahui penbambahan network prefix menjadi /25 atau subnet masknya : 255.255.255.128 digambarkan seperti dibawah ini.

140.64.0.0/16 = 10001100.01000000.00000000.00000000

255.255.255.128 = 11111111.11111111.11111111.10000000

Gambar diatas menunjukan 25 bit extended-network-prefix menghasilkan 9 bit subnet number. Berarti 29 = 512 subnet number yang dapat di bentuk. Network administrator dapat menentukan network/subnet mana yang akan diambil.

Untuk menjabarkannya dapat dilihat dibawah ini tanda tebal menunjukan 9 bit yang menentukan field subnet.

Base Net: : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/16

Subnet #0 : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/25

Subnet #1 : 10001100.01000000.00000000.10000000 = 140.64.0.128/25

Subnet #2 : 10001100.01000000.00000001.00000000 = 140.64.1.0/25

Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25

Subnet #4 : 10001100.01000000.00000010.00000000 = 140.64.2.128/25

Subnet #5 : 10001100.01000000.00000010.10000000 = 140.64.0.128/25

....

....

Subnet #510 : 10001100.01000000.11111111.00000000 = 140.64.255.128/25

Subnet #511 : 10001100.01000000.11111111.10000000 = 140.64.255.128/25

Tujuan dari pembuatan notasi titik dan pembuatan dalam bilangan biner adalah untuk memudahkan pembaca dalam menentukan dan memahami pembuatan alamat IP.

Untuk contoh diatas dapat kita tentukan nomor alamat IP perindividu yang dapat dibentuk adalah 126 (27-2) bernilai dari 1 sampai 126.

Misalnya kita ambil subnet #3 untuk perusahaan tersebut, dapat dibentuk host seperti berikut :

Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25

Host #1 : 10001100.01000000.00000001.10000001 = 140.64.1.129/25

Host #2 : 10001100.01000000.00000001.10000010 = 140.64.1.130/25

Host #3 : 10001100.01000000.00000001.10000011 = 140.64.1.131/25

Host #4 : 10001100.01000000.00000001.10000100 = 140.64.1.132/25

Host #5 : 10001100.01000000.00000001.10000101 = 140.64.1.133/25

Host #6 : 10001100.01000000.00000001.10000110 = 140.64.1.134/25

..

..

Host #62 : 10001100.01000000.00000001.10111110 = 140.64.1.190/25

Host #63 : 10001100.01000000.00000001.10111111 = 140.64.1.191/25

Host #64 : 10001100.01000000.00000001.11000000 = 140.64.1.192/25

Host #65 : 10001100.01000000.00000001.11000001 = 140.64.1.193/25

...

...

Host #125 : 10001100.01000000.00000001.11111101 = 140.64.1.253/25

Host #126 : 10001100.01000000.00000001.11111110 = 140.64.1.254/25

Alamat Broadcast untuk subnet #3 adalah :

10001100.01000000.00000001.11111111 = 140.64.1.255/25

Sekarang bagaimana apabila user yang ada dan yang terkoneksi ke jaringan lebih dari 126 user ? Kita dapat menambah subnet dengan subnet yang keempat atau yang lainnya tapi diantara keduanya harus dipasang router agar kedua network terhubung.


Lanjut membaca“Subnetting”  »»

Makna Puasa

Falsafah dan makna puasa

Puasa adalah kewajiban universal untuk setiap umat manusia dan setiap agama memiliki syariat atau tatacara melakukan puasa. Dan kita sebagai umat islam dan umat Nabi Muhammad SAW meyakini sepenuh hati bahwa puasa adalah kewajiban yang telah disyariatkan untuk setiap muslim/mukmin.

Setiap perintah Tuhan yang telah disyariatkan mengandung konsekwensi logis untuk ditunaikan sebagai sebuah kewajiban dan akan mendapatkan pahala sebagai balasannya bila ditunaikan dengan hati yang tulus dan penghambaan kepada Tuhan yang mahaesa.

Puasa bukan sekedar kewajiban rutinitas tahunan, bersyaum, tahan lapar dan berbuka, dan setelah itu tidak berbekas pada psikologis spiritual kedirian, dan juga tidak berpengaruh pada rasa kesadaran social kemasyarakatan, tapi puasa adalah kewajiban yang mesti menggugah kesadaran kesejatian diri kemanusian, ketiggian bertauhid, ketinggian moral, ketinggian akhlak, ketinggian kepedulian dan kontribusi pada social kemasyarakatan dalam rangka amar ma'ruf dan nahil mungkar.






Puasa sebagai bentuk pendidikan

Puasa merupakan satu cara mendidik individu dan masyarakat dalam mengontrol berkehendak dan berkeinginan dengan pendidikan yang mantap. Tidaklah seorangpun yang berpuasa itu kecuali berusaha mengalahkan kesenangan dari dirinya walaupun diperbolehkan sehingga ia mampu mengalahkan kesenagan yang diharamkan. Ia sedang sadar meninggalkan makanan dan minuman sehingga ia mampu bersabar dan menahan rasa lapar dan haus, walaupun dirasakan amat berat.

Kekuatan kesejatian diri seseorang adalah sejauh mana kemampuan dalam mengontrol dirinya, control hawa nafsunya, dan control egoismenya. Penghambaan kepada Tuhan mensyaratkan bahwa segala aktifitas, kehendak dan keingianan selalu berorientasi pada ketulusan mencari keridhoan Tuhan semata.



Puasa sebagai pembina sifat kebersamaan

Puasa merupakan bentuk kewajiban yang bersifat amali (konkret) bagi suatu sikap kebersamaan yaitu kasih sayang islami. Orang islam bersama-sama merasakan lapar, haus, kenyang dan tidak ada yang istimewa bagi perut bagi seorang islam. Ketika sebelum Ramadhan, seseorang belum merasakan lapar, maka di bulan Ramadhan pasti merasakan lapar dan pedihnya kefakiran.

Puasa sebulan penuh mesti membawa dampak ketinggian moral, rasa solidaritas kemanusiaan, rasa persaudaraan kemanusiaan yang amat dalam, kematangan spiritual dan pendakian spiritual kerahiban Allah SWT. Ketinggian moral dan tanggung jawab pada Allah SWT, karena ibadah puasa tidak ada satupun yang tahu apakah kita berpuasa atau tidak, kecuali diri kita dan Allah SWT. Kelaparan, kehausan dan ketidakberdayaan atas kefakiran, menggugah nurani bagi setiap yang berpuasa , bahwa manusia punya perasaan yang sama bila dilanda atau mengalami hal yang sama. Perasaan yang sama itulah yang dapat membuat kebersamaan kemanusiaan, melahirkan cinta-kasih pada sesama, tanpa memandang ras, warna kulit dan agama sekalipun.



Keistimewaan bulan Ramadhan sebagai bulan puasa

Kalau setiap hari ada waktu istimewa di sisi Tuhan yaitu di 2/3 malam, setiap minggu ada hari istimewa yaitu hari jum'at dan setiap tahun ada bulan istimewa yaitu bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah, tentu amalan-amalan kita di bulan Ramadhan akan dibalas dengan istimewa disisi Tuhan dengan berlipat ganda. Karena mengandung istimewa, mesti menggugah kesadaran semangat kita untuk berlomba-lomba dalam memperbanyak, baik amalan ibadah ritual maupun amalan ibadah social

Semangat dan kebiasaan dalam bulan suci Ramadhan, membentuk karakter dan mental untuk tetap konsisten dan istiqamah dalam sebelas bulan berikutnya.

Tapi apapun amalan-amalan dibulan suci ramadhaan, semuanya akan kembali pada kualitas kesadaran pengahambaan dan kualitas ketulusan ,kedalaman pemahaman akan makna-makna bathin dari ibadah ritual, sangat menentukan segalanya. Karena itu, yang sampai pada sisi Allah adalah niat kita (makna bathin) bukan materi atau bentuk lahiriah dari sebuah peribadatan kita.

Allah berfirman yang artinya:

"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik, (QS: Al Hajj: 22:37).



MARHABAN YA RAMADHAN

Semoga ridho Allah SWT selalu menyertai langkah kita untuk mensucikan diri Lahir dan Batin.

SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA.


Lanjut membaca“Makna Puasa”  »»