Read more : http://www.wakrizki.net/2011/03/membuat-effek-zoom-gambar-di-blog.html#ixzz1PJMAYpiS

CARA MENYELAMATKAN DIRI DARI BENCANA DAN MUSIBAH MENURUT AL-QUR'AN DAN SUNNAH



Sudah merupakan sunnatullah bahwa kehidupan manusia di dunia ini tidak pernah luput dari pada cobaan, bencana dan musibah dengan segala macam bentuknya, mulai dari bencana ketakutan karena adanya hura-hara dan bencana alam, bencana kelaparan karena kekurangan makanan akibat kemarau yang berkepanjangan atau kemiskinan yang berlebihan sampai dengan musibah kematian dengan cara yang biasa sampai dengan yang mengerikan (QS.2:155).

Namun mereka yang diberi Allah jiwa sabar tidak akan merasa kesedihan yang berlebihan, apalagi sampai stres karena adanya bencana dan musibah tersebut.

Jiwa yang sabar adalah jiwa yang menyadari dan meyakini sepenuhnya bahwa bencana dan musibah itu semuanya adalah taqdir dari Allah Yang Kuasa; dan tidak akan dapat dihadapi kecuali dengan mengembalikan kepada-Nya dan memohonkan perlindungan dengan maghfirah dan belaian kasih sayang Rahman dan RahimNya. (QS.2:156).

Bagaimanapun besarnya bencana dan musibah yang ditaqdirkanNya, namun ada saja diantara hamba-hambaNya yang mendapatkan perlindunganNya sehingga mereka selamat dari ancaman bencana dan musibah tersebut. Bagaimanapun hebat dan dahsyatnya badai topan dan banjir yang melanda umat nabi Nuh a.s. namun Nabi Nuh dan umatnya yang setia dan ta'at kepadanya senantiasa beristighfar memohon perlindungan Allah swt. akhirnya diselamatkan Allah dari banjir yang dansyat itu.

Bagaimanapun gencarnya Fir'aun dan balatentaranya mengejar Musa a.s. dan para sahabat setianya, namun akhirnya yang binasa bukanlah Musa dan umatnya, akan tetapi sebaliknya Fir'aun dan tentaranya yang binasa ditelan lautan yang dalam. Demikianlah sunnatullah telah berbicara dengan lisanaul hal bahwa mereka yang senantiasa ta'at, tunduk dan patuh kepada Allah dan RasulNya serta menjauhkan diri dari tingkah laku yang mengundang kemurkaanNya akan senantiasa diselamatkan Allah dari bencana dan musibah yang bagaimanapun besarnya.

Dalam Al-Quran dan Sunnah kita akan menemukan beberapa isyarat dan petunjuk yang dapat menyelamatkan kita dari bencana dan musibah tersebut dengan izin dan limpahan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa: antara lain kita kutipkan:

1. ISTIGHFAR DAN TAUBAT

Mereka yang senantiasa beristighfar dan minta ampun bertobat kepada Allah dari segenap dosa yang dilakukannya, baik secara sadar ataupun tidak akan senantiasa mendapatkan perlindungan Allah swt. dari bencana dan musibah. Allah swt berfirman :

"Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang engkau (wahai Muhammad) berada diantara mereka, dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka senantiasa istighfar minta ampun" (Al-Anfal 4.33).

Menurut Ibnu Abbas r.a. Ayat ini menjelaskan ada dua benteng yang dapat menyelamatkan kita dari bencana dan musibah yang besar, pertama adalah keberadaan Rasulullah saw. ditengah umatnya. Karena kemuliaan Rasulullah saw. maka Allah berjanji tidak akan mengazab umatnya dihadapan mata kepalanya. Kedua adalah benteng istighfar, minta ampun dan tobat kepada Allah swt. Selanjutnya kata Ibn Abbas benteng pertama sudah tidak ada lagi (dengan wafatnya Rasulullah saw), maka tinggal satu lagi benteng yang menyelamatkan kita dari bencana dan musibah. Yaitu benteng istighfar dan
minta ampun, tobat kepada Allah swt. (Tafsir Ar-Razi 15:158)

Istighfar akan ada artinya kalau diucapkan secara konsekwen, dengan arti kata diikuti dengan tindak lanjut meninggalkan segenap dosa yang pernah dilakukan dan bertekat tidak akan mengulanginya lagi. Istighfar tidak akan ada artinya kalau sekedar ucapan dilidah, namun dosa tetap juga berlanjut.

Istighfar dan tobat merupakan benteng utama yang akan menyelamatkan seseorang dari bencana dan musibah, karena pada umumnya bencana dan musibah itu timbul adalah akibat dari dosa manusia, Allah swt. berfirman :

"Dan apa saja musibah yang menimpa dirimu, maka adalah disebabkan karena dosa-dosamu, dan Allah memaafkan sebahagian dari dosa-dosamu" (As-Syura 42:30).

Menyadari bahwa istighfar merupakan benteng penyelamat dari bencana dan musibah, maka nabi Adam as. serta isterinya Hawa begitu terusir dari surga dan dibuang kedunia karena melanggar larangan Allah swt. langsung bertobat kepada Allah swt. dengan isitighfarnya yang terkenal:

"Ya Tuhan kami, kami telah zalim terhadap diri kami sendiri jika engkau tidak berkenan mengampuni kami dan melimpahkan rahmat pada kami niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (Al-A'raf 7:23).

Demikian juga nabi Yunus, waktu difonis Allah dipenjarakan dalam perut ikan, maka beliau langsung beristighfar dengan do'a istighfar beliau yang terkenal:

"Dan ingatlah ketika Dzunnun (Yunus as.), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka iapun berdo'a dalam keadaan sangat gelap (dalam perut ikan): Bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau (Ya Allah), Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan do'anya, dan menyelamatkannya dari kesusahan (dalam perut ikan), dan demikianlah caranya Kami menolong orang-orang yang beriman" (Al-Anbiyak 21: 87-88)

2. MENINGKATKAN IMAN DAN TAQWA

Meningkatkan Iman dan Taqwa merupakan benteng yang dapat menyelamatakan kita
dari bencana dan musibah dan akan membawa kita kepada kehidupan yang penuh berkat, Allah berfirman :

"Kalau penduduk suatu negeri senantiasa beriman dan bertaqwa, niscaya akan Kami bukakan bagi mereka pintu keberkatan dari langit dan bumi, namun apabila mereka mendustakan (ayat-ayat) Kami, maka Kami akan menyiksa mereka karena tingkah laku mereka itu" (Al-A'raf 7:96)

Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. adalah dengan melaksanakan "segenap perintahNya dan meninggalkan segenap laranganNya yang termaktub dalam kitab suciNya dengan penuh keta'atan; Sebaliknya apabila iman dan taqwa hanya tinggal dimulut, sedang tingkah lakunya sehari hari bertentangan dengan ayat-ayatNya, hal demikianlah yang dimaksud mendustakan ayat-ayat ayatNya, dan mereka yang mendustakan ayatNya itulah yang diancam akan medapatkan bencana dan musibah sebagai akibat dari tingkah lakunya tersebut.

3. MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAUHKAN DIRI DARI
KUFUR NIKMAT

Mensyukuri nikmat Allah akan membawa berkat dalam kehidupan dan sekaligus merupakan benteng yang akan menyelamatkan seseorang dari bencana dan musibah, sebaliknya kufur terhadap nikmat Allah akan menigundang siksaan yang sangat dahsyat dari Allah karena bencana dan musibah yang diturunkanNya, Allah berfirman :

"Dan ingatlah ketika Tuhan mu memaklumkan: Sungguh jika kamu mensyukuri nikmatKu, niscaya akan aku tambah (nikmat) pada mu, dan jika kamu kufur pada nikmat yang Aku berikan, niscaya azabku sangat pedih" (Ibrahim 14:7)

Mensyukuri nikmat Allah dengan mendekat diri kepadaNya, semakin banyak nikmat Allah yang diterima semakin meningkat pula ibadat kepada Nya. Mensyukuri nikmat Allah juga dengan mempergunakan segenap nikmat Allah hanya untuk hal hal yang diredhaiNya saja.

Kufur nikmat adalah, semakin banyak nikmat Allah yang diterima semakin jauh pula dia dari Allah, kufur nikmat artinya juga mempergunakan nikmat pemberian Allah hanya untuk kepuasan hawa nafsu, bukan buat hal hal yang diredhai Allah saja.

Dalam Al-Quran Allah menggambarkan suatu negeri yang penuh dengan nikmatNya, akan tetapi karena penduduk negeri tersebut kufur terhadap nikmat Allah maka negeri itupun akhirnya ditimpa bencana dan musibah, seperti yang difirmankan Allah di dalam Al-Qu'an:

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezki datang melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduk) nya kufur pada ni'mat-ni'mat Allah; karena itu Allah menimpakan kepada mereka bahaya kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat" (An-Nahl 16:112).

4. MENJAUHKAN DIRI DARI HEDONISME

Gaya kehidupan Hedonisme yang hanya mengejar kemewahan materi, hidup glamour penuh gembira ria sepanjang hari dengan aneka ragam hiburan yang mengundang maksiat akan mengundang kemurkaan Allah dan menimbulkan bencana serta musibah yang menghancur leburkan suatu negeri. Sebagaimana diperingatkan Allah dalam Al-Qur'anul Karim:

"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang suka hidup mewah (berfoya-foya) dinegeri itu agar ta'at kepada Allah swt. namun mereka melakukan kedurhakaan (kefasikan) dalam negeri itu. maku sepantasnya berlaku pada mereka ketetapan hukum, maka Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya" (Al-lsra' 17).

Karena itu, menjauhkan diri dari gaya kehidupan yang berbau hedonisme yang hanya mengejar kepuasan hawa nafsu semata, akan menyelamatkan kita dari bencana dan musibah dengan lindungan Rahmat Allah swt.

Al-Qur'an menggambarkan diantara penyebab dimasukkannya seseorang kedalam neraka kelak adalah kehidupan mereka yang suka berfoya foya dan bergembira ria dengan beraneka hiburan dan tontonan mengejar kepuasan hawa nafsu belaka, senda gurau tanpa batas, sementara ibadah mereka abaikan, Allah berfirman :

"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak histeris: "Celakalah aku!". Dan dia akan masuk neraka yang bernyala-nyala. Sesungguhnya dia dahulu didunia suka hidup bergembira ria. Sesungguhnya dia menyangka tidak akan kembali kepada Tuhannya" (Al-Insyiqaaq 84; 10-14)

"Apa sebab kamu sampai masuk neraka saqar? Mereka menjawab" Karena dahulunya kami tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat. Dan kami tidak pula memberi makan orang miskin. Dan kami suka berbicara yang bathil, bersama dengan orang yang membicarakannya. Dan kami juga mendustakan hari pembalasan. Sehingga datanglah pada kami kematian" (Al-Mudatsir 74:42-47)

5. MENEGAKKAN AMAR MA'RUF

Menegakkan da'wah amar ma'ruf, mengajak "manusia untuk mengamalkan ayat-ayat Allah, menegakkan yang haq, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga mengajak orang-orang sekitanya merupakan salah satu benteng pengaman dari bencana dan musibah akibat kemurkaan Allah swt.

Allah tidak akan membinasakan suatu negeri apabila dalam negeri tersebut masih terdapat orang-orang yang punya kepedulian da'wah, mengajak masyarakatnya untuk menegakkan syari'at secara kaaffah, Allah berfirman :

"Dan tidaklah Tuhanmu akan membinasakan suatu negeri secara zalim sedang penduduk negeri itu senantiasa melakukan perbaikan (amar ma'ruf)" (Hud 11:117).

6. MENCEGAH KEMUNGKARAN

Disamping menegakkan yang ma'ruf, mencegah kemungkaran atau kemaksiatan ditengah masyarakat merupakan salah satu benteng yang akan menyelamatkan kita dari bencana dan musibah, Allah berfirman :

"Dikutuki Allah orang-orang kafir dari Bani lsrail dengan lisan Daud dan Isa bin Maryam. Yang demikian itu karena kedurhakaan mereka dan tingkah laku mereka yang melampaui batas. Mereka tidak punya kepedulian untuk niencegah kemungkaran yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat" (Al-Maidah 5: 78-79)

"Menurut keterangan lbnu Mas'ud r.a. Rasulullah saw. pernah bersabda: Sesungguhnya awal kerusakan Bani Israil adalah tatkalah seseorang bertemu dengan seseorang (pelaku kemungkaran/maksiat), dengan spontan iapun menegurnya: "Takutlah kamu pada kemurkaan Allah ! Tinggalkanlah perbuatan mungkarmu ini! karena perbuatan itu tidak halal untuk engkau kerjakan!" Lalu keesokan harinya mereka bertemu lagi; dilihatnya orang itu masih mengerjakan kemungkaran itu juga, namun tidak lagi ditegurnya, bahkan mereka ikut bergaul, sama-sama makan dan sama-sama minum. Setelah mereka berbuat yang demikian, mulailah Allah memecahkan hati sesama mereka (terjadi perpecahan sesama mereka). Lalu Rasulullah saw. membacakan ayat: Dikutuki Allah orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan (pada zaman)Daud dan Isa bin Maryam dst. Sampai dengan: "akan tetapi kabanyakan meraka fasik" (ayat 78-81). Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Sungguh demi Allah! Hendaklah kamu mengajak kepada yang ma'ruf dan hendaklah kamu mencegah kemungkaran, kemudian hendaklah kamu tarik tangan orang-orang yang zalim. Tariklah tangan itu menuju yang haq, dan tariklah tangan itu dengan sungguh-sungguh, dan hendaklah kamu berusaha menegakkan yang haq secepat cepatnya, atau kalau kamu tidak mau, sesungguhnya akan dipukulkan (dipecahkan) hati sesama kamu, kemudian Allah akan mengutuki kamu semuanya seperti mereka (Bani Israil) yang telah dikutuki itu" (HR.Abu Daud & Turmudzi).

"Menurut keterangan Hudzaifah bin Yaman, bahwa Rasulullah saw. Pernah bersabda: "Demi Yang diriku ditanganNya, hendaklah kamu menegakkan yang ma'ruf dan hendaklah kamu mencegah yang mungkar, atau akan datang masanya Allah menurunkan hukuman (bencana) kepadamu, lalu kamu berdo'a namun Allah tidak akan memperkenankan do'amu itu" (HR. Ahmad & Turrmudzi)

"Menurut keterangan Aisyah ra. Saya pernah mendengar Rasulullah saw. besabda: "Tegakkanlah yang ma'ruf dan cegahlah kemungkaran sebelum datang masanya kamu berdo'a namun tidak diperkenankan Allah do'amu" (HR.Ibmu Majah).

Ayat-ayat dan hadits-hadits diatas menjelaskan bahwa apabila suatu masyarakat tidak punya kepedulian lagi untuk mencegah kemungkaran dan kemaksiatan ditengah masyarakat, maka Allah swt. Mengancam akan menurunkan bencana atau musibah sebagai hukuman bagi mereka. Bahkan apabila bencana itu datang, lalu mereka berdo'a mohon perlindungan Allah, maka Allah swt. Tidak akan mendengarkan do'a mereka, apalagi memperkenankannya. Sebaliknya apabila suatu masyarakat mempunyai kepedulian yang tinggi untuk mencegah kemungkaran kemaksiatan dan kekufuran, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing, maka masyarakat tersebut akan terpelihara dari ancaman bencana dan musibah.

7. MENCEGAH KEZALIMAN

Kezhaliman merupakan salah satu pemicu kemurkaan Allah swt. karena Allah swt. sangat membenci kezhaliman. Dalam sebuah hadist kudsi Allah swt. berfirman :

"Wahai hambaku! Sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezhaliman pada diriKu, dan Akupun mengharamkan untuk sesama kamu, maka janganlah kamu saling menzhalimi" (HR.Muslim dari Abi Dzar al-Ghifariy).

Karena Allah swt, sangat membenci dan bahkan mengharamkan kezhaliman, maka Dia mengancam akan menghancurkan suatu negeri apabila negeri itu dipenuhi kezhaliman. Karena itu sebaliknya menjauhkan diri dari kezaliman merupakan salah satu benteng untuk memelihara diri dan masyarakat dari kemurkaan Allah swt yang mengakibatkan timbulnya bencana dan musibah yang menghancurkan suatu negeri.

"Dan tidaklah Kami membinasakan suatu negeri melainkan apabila penduduk negeri itu berlaku zhalim" (Al-Qashah 28:59).

Dalam Al-Quran Allah swt. meperingatkan bahwa betapa banyak negeri yang telah dibinasakan Allah swt pada masa yang lalu karena kezaliman yang telah merajalela ditengah negeri itu.

"Betapa banyak negeri yang Kami binasakan penduduknya karena mereka berbuat zhalim, maka tembok-tembok negeri itupun roboh menutupi atapnya, dan betapa banyak pula sumur-sumur yang telah ditinggalkan, demikian juga istana-istana yang megah (pun ditinggalkan)" (Al-Haj 22: 45).

Yang dimaksud dengan kezhaliman dalam ayat-ayat diatas selain penganiayaan atau tindakan sewenang wenang yang berkuasa terhadap rakyat, atau kesewenangan yang kaya terhadap orang miskin, orang yang kuat terhadap yang lemah, menurut terminologi Al-Qur'an kemusyrikan juga termasuk kezhaliman, bahkan termasuk induk kemusyrikan sebagaimana wasiat Luqmanul Hakim pada anakknya:

"Dan ingatlah ketika Luqman berwasiat kepada anaknya diwaktu dia memberikan pengajaran kepadanya: Wahai. Anakku ! Janganlah kamu mempersekutukan Allah karena kemusyrikan itu merupakan kezhaliman yang besar" (Luqman 31: 13).

Demikian juga perbuatan maksiat dan dosa-dosa besar umumnya termasuk kezhaliman; karena mereka yang melakukan kemaksiatan dan dosa-dosa besar secara tidak lansung telah melakukan kezhaliman terhadap dirinya sendiri dengan menjatuhkannya kejurang kebinasaan dunia dan akhirat.

8. DO'A DAN DZIKIR

Do'a dan dzikir merupakan salah satu benteng yang kokoh untuk melindungi diri dan masyarakat dari bencana dan mushibah.

Berikut ini kita kutipkan beberapa do'a dan dzikir yang akan dibaca disa'at menghadapi musibah dan bencana:

1. Menurut keterangan Ibnu Abbas, r.a. Rasulullah disaat menghadapi bencana membaca:
"Laa ilaahaillallahul 'azhim, Laa illaha illallahu rabbil 'arsyil 'azhim, Laa ilaaha illallahu rabbus samawaati wa rabbul ardhi wa rabbul 'arsyil kariim".

Artinya:
Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Agung dan Maha penyantun. Tiada Tuhan (yag berhak disembah) selain Allah, Tuhan yang unyai Arasy yang Agung. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah pencipta dan pemelihara langit dan bumi, dan Tuhan yang mempunyai Arasy yang mulia. (HR.Muslin dari lbn Abbas).

2. Menurut Anas r.a. Rasulullah sering dalam menghadapi bencana membaca:
"Yaa hayyu yaa qayyuumu birahmatika astaghiisyu"

Artinya:
Wahai Yang Maha Hidup. Wahai Yang Maha berdiri sendiri. Aku mohonkan pertolongan-Mu dengan segera (HR.Turmudzi & Hakim)

3. Menurut Abu Bakar Shidiq, r.a. Rasulullah dalam menghadapi bencana membaca:
"Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ila nafsi tharfata 'ainin, wa ashlih li sha'ni kullahu, laa ilaaha illa anta"

Artinya:
Ya Allah ! Hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau lepaskan aku pada diri ku sendiri walaupun sekejap mata, dan perbaikilah keadaan ku seluruhnya.Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. (HR.Abu Daud)

4. Menurut keterangan Abu Qatadah Rasulullah saw.bersabda:
"Man qara a ayatal kursyi wa khawaa tima suratil baqarata 'indal karbi a 'anahullahu 'azza wa jalla"

Artinya:
Siapa yang menibaca ayat kursi dan akhir-akhir surat Albaqarah (ayat 284-286) dalam menghadapi bencana maka Allah akan menolongnya (HR.Ibnu Sinni).

5. Suatu waktu ada seseorang menyampaikan kepada Abu Darda' r.a :
"Rumahmu terbakar. Jawab Abu Darda''. 'Tidak! Tuhan tidak akan memperlakukan daku demikian", karena aku telah membaca do'a yang aku dengar dari Rasulullah saw, siapa yang membacanya pagi hari akan selamat dari musibah sampai sore, dan siapa yang membacanya petang hari maka dia akan selamat dari musibah sampai pagi esoknva, inilah doa'a tersebut:

"Allahumma anta rabbi laa ilaaha illa anta 'alaika tawakkaltu wa anta rabbul arsyil 'azhim. Maa syaa allahu kaana wa maalam yasya'lam yakun laahaula wa laa quwwata illa billahil 'aliyil 'azhim. A'lamu annallahu 'ala kulli syay in qadiiru. Wa annallaha qad ahatha bikulli syain 'ilman. Allahumma inni a 'uzubika min syarri nafsin. Wa min kulli daabbatin anta uhizu bina shiyatiha. Inna rabbi 'ala shira thin mustaqiimin"

Artinya:
Ya Allah, Engkaulah Tuhanku Tak ada Tuhan selain Engkau, kepada-Mu aku bertawakal dan Engkau adalah Penguasa dari 'arasy Yang Maha Agung. Apa-apa yang dikehendaki Allah, pastilah terjadi, sebaliknya apa-apa yang tak dikehendaki-Nya, tidaklah akan terjadi. Tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. Saya menginsyafi bahwa Allah Kuasa atas segala sesuatu, dan bahwa ilmu Allah itu meliputi segala sesuatu. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku sendiri, dan dari kejahatan semua makhluq melata yang kendalinya tergenggam dalam tangan-Mu! Sungguh Tuhanku itu berada pada jalan yang lurus (HR. Thalaq bin Habib)

Pada beberapa riwayat, Abu Darda' berkata: "Ayolah bangkit!" iapun berdiri dan merekapun turut berdiri lalu pergi ke rumahnya, setelah sampai didapatinya rumahnya tidak apa-apa sedang sekelilingnya terbakar semua.

9. BERTAWAKAL PADA ALLAH SWT

Setelah berusaha dan bedo'a dengan penuh pengharapan dan keyakinan marilah berserah diri, bertawakal kepada Allah, semoga Allah senantiasa melindungi dan meridhai kita semua. Amiin.




Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar